PENTINGNYA PENGALAMAN DAN KEWIBAWAAN SEBAGAI SEORANG GURU

PENTINGNYA PENGALAMAN DAN KEWIBAWAAN SEBAGAI SEORANG GURU

Pendidik yang baik sering diukur berdasarkan kualitas penglaman yang dimiliki. Pernyataan bahwa pengalaman adalah guru yang paling baik berlaku bagi pendidik yang profesional. Strata pendidikan bukan menjadi jaminan utama dalam keberhasilan belajar akan tetapi pengalamanlah yang menentukan. Sebagai profesional, guru sangat perlu untuk belajar dari pengalamanmnya dalam berinteraksi dengan peserta idik dan sesama pendidik. Pendidik harus memiliki pengtahuan bagaimana menambah pengetahuan (spesific knowledge), meningkatkan pola pelayanan (service), menguatkan tanggungjawab (responsibility), dan membangun persatuan (unity). Selain memiliki pengalaman yang cukup, pendidik juga harus memiliki kewibawaan. Kewibawaan merupakan  syarat mutlak yang bersifat abstrak bagi pendidik. Hal tang perlu dalam kaitan dengan kemampuan mengolh peserta didik yang berbeda latar belakang akademik dan sosial. Guru merupakan sosok tokoh yang sebaiknya disegani tetapi bukan ditakuti oleh peserta didik. Kewibawaan pendidik, perlu dijaga dan dilatih karena kewibawaan dapat luntur terutama jika pendidik melakukan perbuatan tercela. Hal yang perlu disadari oleh pendidik bahwa kewibawaan tidak berarti bahwa pendidik harus ditakuti oleh peserta didik. Kewibawaan pendidik dapat dijaga dengan menerapkan fungsinya sebagai pendidik, pembimbing, fasilitator dan orang tua bagi peserta didik secara bijaksana.

CIRI-CIRI MAHKLUK HIDUP

CIRI-CIRI KEHIDUPAN

Kehidupan adalah ciri yang membedakan objek yang memiliki isyarat dan proses penopang diri (organisme hidup) dengan objek yang tidak memilikinya, baik karena fungsi-fungsi tersebut telah mati atau karena mereka tidak memiliki fungsi tersebut dan diklasifikasikan sebagai benda mati. Ilmu yang berkaitan dengan studi tentang kehidupan adalah biologi.

 

Karena tidak ada definisi tegas dari kehidupan, pemahaman saat ini bersifat deskriptif: kehidupan merupakan ciri organisme yang menunjukkan semua atau sebagian besar dari fenomena berikut, yaitu:

  1. Homeostasis : Pengaturan kondisi internal untuk mempertahankan keadaan konstan, misalnya, konsentrasi elektrolit atau mengeluarkan keringat untuk menurunkan suhu.
  2. Organisasi : Secara struktural terdiri dari satu atau lebih sel, yang merupakan satuan dasar kehidupan.
  3. Metabolism : Transformasi energi dengan mengubah bahan kimia dan energi menjadi komponen selular (anabolisme) dan mengurai bahan organik (katabolisme). Makhluk hidup membutuhkan energi untuk mempertahankan organisasi internal (homeostatis) dan untuk menghasilkan fenomena lain yang terkait dengan kehidupan.
  4. Pertumbuhan: Pemeliharaan tingkat yang lebih tinggi dari katabolisme dan anabolisme. Organisme yang tumbuh bertambah dalam ukuran di semua bagian-bagiannya, bukan hanya sekadar mengumpulkan materi.
  5. Adaptasi: Kemampuan untuk berubah selama periode waktu dalam menanggapi lingkungan. Kemampuan ini merupakan hal mendasar untuk proses evolusi dan ditentukan oleh pewarisan watak organisme maupun komposisi zat yang di-metabolisme, dan berbagai faktor eksternal.
  6. Respon terhadap rangsangan: respon dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, dari kontraksi organisme uniseluler terhadap bahan kimia eksternal, sampai dengan reaksi kompleks yang melibatkan semua indera organisme multiseluler. Tanggapan sering dinyatakan dengan gerak, misalnya, daun tanaman berbalik ke arah matahari (fototropisme) dan oleh kemotaksis.
  7. Repoduksi : Kemampuan untuk menghasilkan organisme individu baru, baik secara aseksual dari organisme orang tua tunggal, atau secara  seksual dari dua organisme induk.
  1.  Terdapat Protoplasma
    Protoplasma merupakan suatu bagian yang terdiri atas bahan yang kompleks dan terlindung dengan baik. Protoplasma biasa dikenal dengan sebutan sel. Berbeda dengan benda tak hidup atau benda mati yang tidak memiliki protoplasma. Lihat saja batu atau komputer yang tidak memiliki protoplasma atau sel, sehingga disebut dengan benda mati.
  2.  Mempunyai Bentuk dan Ukuran
    Makhluk hidup dapat dikenali ciri khas yang menempel padanya dengan melihat bentuknya. Antara jenis mahluk hidup yang satu dengan yang lain memiliki perbedaan baik dalam ukuran maupun bentuknya. Tengok saja antara pohon jamblang dengan pohon teh, pasti terlihat jelas bedanya.
  3.  Melakukan Aktivitas-Aktifitas Kehidupan :

* Makan
Semua benda hidup membutuhkan asupan bahan makanan yang berasal dari luar tubuh untuk kemudian diproses menjadi energi atau tenaga bagi tubuh. Untuk dapat bertahan hidup, makhluk hidup memerlukan makanan dan air, fungsi makanan :
a. Menimbulkan energi ( tenaga )
b. Pembangun tubuh ( pertumbuhan )
c. Mengganti sel sel tubuh yag rusak
Makhluk hidup yang dapat embuat makanan sendiri adalah tumbuhan hijau daun lewat proses fotosintesa.

*Tumbuh Dan Berkembang
Orang, Binatang dan Tumbuh-Tumbuhan ketika baru lahir atau tumbuh ukurannya akan lebih kecil dan biasanya akan berkembang menjadi lebih besar menyerupai induknya. contoh : perumbuhan pada tumbuhan dapat dilihat dari ukurannya yang semakin besar dari kecambah menjadi pohon.Pertumbuhan pada tanaman tergantung pada zat zat organik yang ada di dalam tanah, seperti N,P,K,Fe dan Ca

* Berkembang Biak
Makhluk hidup yang tidak mampu berkembangbiak menghasilkan keturunan akan punah dan musnah di makan waktu. Oleh sebab itu makhluk hidup memiliki cara masing-masing untuk dapat memperbanyak diri untuk mempertahankan keberadaan di dunia.

*Melakukan Adaptasi
Semua makhluk hidup perlu melakukan penyesuain diri dengan fungsi tubuh dan lingkungan sekitar ekosistem, habitat tempat tinggalnya untuk dapat bertahan hidup dengan lebih baik dan mudah. Contohnya seperti hewan gurun yang tahan panas, bunglong bisa berubah warna, dan lain sebagainya.

*Memiliki Sistem Transportasi
Untuk menyampaikan zat ke bagian-bagian yang membutuhkan.

*Dapat Bergerak
Manusia dan hewan memerlukan kegiatan dengan menggerakkan anggota tubuh untuk berbagai keperluan seperti jalan, makan, menggaruk, berkedip, dan sebagainya. Untuk tumbuhan tidak semuanya dapat melakukan pergerakan. Kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsangan dari lingkungan disebut dengan istilah iritabilita. Makhluk hidup bergerak, ada dua macam gerak yaitu gerak aktif dan gerak pasif.Gerak pasif, yaitu gerak yang proses geraknya tidak dapat diamati secara langsung, misalnya gerakan pada tumbuhan ( contoh : mekarnya bunga, ujung tunas tanaman menuju ke arah datangnya sinar matahari, menutupnya daun lamtoro pada malam hari an akar tumbuhan menuju pusat bumi )

*Metabolisme
Metabolisme adalah aktifitas fisika atau kimia yang terjadi di dalam tubuh baik secara anabolisme maupun katabolisme.

*Sistem Regulasi
Pengertian arti definisi sistem regulasi adalah aturan sistem yang ada di dalam tubuh makhluk hidup untuk dapat hidup seimbang, serasi dan selaras.

11.  Bernafas (respirasi)

Yaitu proses mengambil atau menghirup O2 dan mengeluarkan CO2 ( karbondioksida ) , Oksigen di dalam tubu hmanusia digunakan untuk proses oksidasi, yaitu proses pembakaran makanan oleh oksigen di dalam tubuh untuk menghasilkan energi.

– Alat pernafasan pada tumbuhan disebut stomata atau lentisel
– Alat pernafasan pada hewan adalah paru paru,insang trakea dan kulit
– Burung memiliki alat bantu pernafasan yang disebut pundi pundi udara

12. Iritabilitas ( tanggap terhadap rangsangan )
Iribalitas yaitu kemampuan makhluk hidup untuk menerima dan menanggapi rangsang.Hewan dan manusia untuk iribalitas menggunakan panca indera yang teardiri dari :
– Mata untuk melihat
– Telinga untuk mendengar
– Kulit untuk meraba
– Hidung untuk mencium
– Lidah untuk mengecap

8. Memerlukan suhu tertentu
SEmua makhuk hidup dapat bertahan pada suhu tertentu, ikan dapat hidup pada air yang bersuhu antara 5 derajat celcius sampai dengan 30 derajat. untuk jenis bakteri dapat sampai suhu 80 derajat, sedangkan tumbuhan dapat hidup baik antara suhu 0 – 43 derajat celcius.

9. Mengeluarkan zat sisa ( sekresi )
Zat sisa dari proses produksi harus dikeluarkan, jika tidak akan menimbulkan racun di dalam tubuh.Zat sisa yang dikeluarkan bisa berupa cairan, gas ataupun zat padat.
Alat pengeluaran zat sisa pada hewan atau manusia , yaitu :
a. Paru paru mengeluarkan CO2
b. Kulit mengeluarkan keringat
c. Ginjal mengeluarkan uriine

 

LAPORAN PRAKTIKUM FOTOSINTESIS

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI UMUM

FOTOSINTESIS

OLEH:

NAMA: SUSAN ASMARANI

NIM: E1A 011 059

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKA

UNIVERSITAS MATARAM

2011

 

FOTOSINTESIS

  1. Pelaksanaan Praktikum
    1. Tujuan praktikum              : Mengetahui adanya proses fotosintesis pada

  tumbuhan.

  1. Hari, tanggal                     : Kamis, 17 November 2011
  2. Tempat pelaksanaan          : Laboratorium Botani FKIP

                                            Universitas Mataram.

 

  1. Landasan Teori

            Fotosintesis merupakan suatu proses dimana terjadi sintesa karbohidrat tertentu dari karbondioksida dan air yang dilakukan oleh sel-sel yang berklorofil dengan adanya cahaya matahari dan di hasilkan atau dibebaskan gas oksigen. Proses fotosintesis juga dinamakan asimulasi karbon, salah satu kemampuan tumbuhan hijau ada memanfaatkan zat karbon udara untuk diubah menjadi bahan organik bila tersedia cahaya yang cukup. Secara umum persamaan reaksi kimia pada pristiwa pada fotosintesis dapat dituliskan sebagai berikut:

6CO2+6H2O   cahaya matahari  C6H12O6+6O2

                                          klorofil                         

persamaan reaksi diatas tidaklah menunjukkan mekanisme dari proses fotosintesiss, melainkan menunjukkan hasil akhir yabg dihasilkan dalam proses fotosintesis (Prawirahartono, 1998: 89).

            Fotosintesis merupakan proses pembakaran dalam tubuh tanaman yang akan menghasilkan oksigen yang berfungsi untuk proses pernapasan pada manusia oleh karena itu manusia tidak dapat terlepas dari tumbuhan karena apabila tidak ada tumbuhan maka tidak akan ada udara untuk pernapasan manusia. Oleh karena itu manusia tidak bisa terlepas dari lingkungan untuk kebuuhan hidupnya (Odum, 1967: 19).

            Persamaan fotosintesis : 6CO2+6H2O            cahaya matahari  C6H12O6+6O2.

                                                                                                          klorofil    

dari persamaan diatas menujukkan bahwa hubungan antara zat-zat yang dipakai dan dihasilkan oleh proses fotesintesis melibatkan stidak-tidaknya 2 (dua) proses yang amat berbeda menjadi jelas setelah dilakukannya percobaan. Tumbuhan air yang hijau, Elodea merupakan organisme uji percobaan. Bila sepotong tumbuhan itu ditempatkan terbalik didalam larutan encer NaHCO3, (yang merupakan sumber CO2) diterangi dengan lampu senter mak gelembung oksigen akan segera dkeluarkan dari bagian potong tangkainya. Karena laju fotosintesis tidak meningkatnya penyinaran, maka Blackman mengambil kesimpulan bahwa paling tidak ada dua proses berlainan yang terlibat: satu, suatu reaksi yang memerlukan cahaya dan yang satu lagi reksi yang tidak memerlukan cahaya. Yang terakhir dinamai “reaksi gelap” walau dapat berlangsung terus dalam terang. Blackman berteori bahwa pada intensitascahaya sedang “reaksi terang” membatasi atau melajukan seluruh proses (Kimball, 1994: 180).

 

  1. Alat dan bahan
    1. Alat
      1. Tabung reaksi
      2. Corong
      3. Gelas kimia
      4. Stopwach (Hp)
      5. Lampu
  2. Bahan
    1. Air
    2. b.      Hydrilla Verticillata
    3. Cara Kerja
      1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan,
      2. Mengambil 2-3 tangkai daun hydrilla,
      3.  Memasukkan tangkai daun hydrilla ke dalam corong, dan usahakan supaya tidak longgar,
      4. Kemudian memasukkannya kedalam gelas kimia,
      5. Mengisi gelas kimia dengan air sampai terisi penuh,
      6. Menutup corong dengan tabung reaksi di dalam air,
      7. Menempatkan di tempat yang gelap,
      8. Lalu menghitung gelembung udara yang muncul,
      9. Mencatat banyaknya gelembung pada tabel hasil pengamatan,
      10. Setelah menempatkan ditempat yang gelap, lalu memindahkan ke tempat yang terang atau yng ada cahaya dan menerangnya dengan lampu,
      11. Menghitung banyaknya gelembung yang muncul, dan
      12. Mencatat banyaknya gelembung pada tabel hasil pengamatan.

 

  1. Data Hasil Pengamatan
    1. Tabel jumlah gelembung (O2) ditempat terang dan gelap

Waktu

(2 menit)

gelembung O2

tempat terang

tempat gelap

1

63

0

2

92

0

3

122

0

4

153

0

5

178

0

10

610

0

 

  1. Analisis data
    1. Jumlah rata-rata gelembung pada tempat terang

= jumlah gelembung pada tempat terang

                          10 menit

= 610/10 = 61 gelembung/menit

  1. Jumlah rata-rata gelembung pada tempat gelap

= jumlah gelembung pada tempat gelap

                          10 menit

= 0/10 = 0 gelembung/menit

 

  1. Pembahasan

Pada praktikum ini ada beberapa hal yang akan dibahas mengenai fotosintesis.

Definisi dari fotosintesis meruapakan suatu proses dimana terjadi sintesis karbohidrat tertenu dari karbondioksida dan air yang dilakukan oleh sel-sel yang menganung klorofil dengan adanya cahaya matahari dan dibebaskannya oksigen. Adapun persamaan reaksi fotosintesis adalah: 6CO2+6H2O   cahaya matahari  C6H12O6+6O2.

                                                                                                                            klorofil

pada praktikum ini menagamati tumbuhan air, Hydrilla Verticillata. Dalam hal ini mengamati jumlah gelembung, dimana dengan adanya gelembung itu sama artinya dengan adanya oksigen (O2) yang dihasilkan Hydrilla Verticillata.  Karena fotosintesis menghasilkan O2 yang krbohidrat (C6H12O6) yang dimana hasil penguraian CO2 dan H2O yang dibantu oleh cahaya matahari dan zat hijau atau yang mempunyai klorofil. Dalam praktikum ini dilakukan dua macam percobaan yaitu ditempat yang gelap atau ditempat yang terang. Pada saat ditempat gelap, gelembung yang terlihat tidak ada sam sekali. Sedangkan ditempat yang terang, dimana gelembungnya dihitung setiap selang waktu 2 menit sebanyak 2 kali tahapan, dan diperoleh banyak gelembung sebagai berikut membuktikan baha dalam proses fotosintesisn membutuhkan cahaya matahari, dan semakin banyak cahaya matahari atau semakin terang, maka makin banyak gelembung udara yang dihasilkan atau O2.

Proses fotosintesis tidak akan berlangsung apabila salah satu faktor pendukung seperti cahaya, CO2 , dan H2O tidak ada. Seperti didalam praktikum ini, pada saat dilakukan ditempat gelap tidak dihasilkan gelembung udara atau O2 karena tidak adanya cahaya.

                                                                                                   

  1. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan praktikum dan hasil pengamatan, maka dapt disimpulkan sebagai berikut:

  1. Fotosintesis merupakan suatu proses terjadinya sintesis karbohidrat tertentu dari , CO2 dan air yang dilakukan oleh sel-sel yang mengandung klorofil dengan bantuan cahaya matahari dan dibebaskannya gas oksigen.
  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi psoses fotosintesis adalah cahaya, karbohidrat ( CO2), air (H2O), dan adanya klorofil.
  3. Proses fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mengandung klorofil seperti tumbuhan air Hydrilla Verticillata.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Kimball. 1994. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga.

Odum. 1997. Biologi umum. Jakarta: Gramedia.

Prawiraharto. 1996. Anatomi Tumbuhan. Surabaya: Intan Pariwara.

LAPORAN PRAKTIK…

LAPORAN PRAKTIKM

BIOLOGY UMUM

PLASMOLISIS

OLEH:

NAMA:SUSAN ASMARANI

   NIM: E1A 011059

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2011

PLASMOLISIS

  1. Pelaksanaan Praktikum
    1. Tujuan praktikum              : Mengetahui konsentrasi sukrosa yang menyebabkan

Terjadinya plasmolisis.

  1. Hari, tanggal                     : Kamis, 17 November 2011
  2. Tempat praktikum             : Laboratorium Botani FKIP

Universitas Mataram.

  1. Landasan Teori

Plasma sel (sitoplasma) dibungkus oleh suatu selaput tipis yang disebut membran plasma. Selaput ini merupakan membran yang mampu mengatur secara selektif aliran cairan dari lingkungan suatu sel ke dalam suatu sel atau sebaliknya. Pada umumnya membran pada organisme hidup bersifat semipermeabel (selektif permeabel) myang berarti hanya molekul-molekul tertentu yang dapat melewatinya. Cairan sel biasanya bersifat hipertonis (potensial air tinggi) dan cairan luar sel bersifat hipertonis (potensial air rendah) sehingga air akan masuk mengalir ke dalam sel sampai kedua cairan isotonis. Apabila suatu sel diletakkan pada larutan yang hipertonis terhadap sitoplasma maka air di dalam sel akan berdifusi keluar sehingga sitoplasma mengkerut dan membran sel terlepas dari dinding sel atu plasmolisis (Nasir, 1994: 49).

Ruang yang terbentuk antara dinding sel atau protoplasma yang mengkerut akan terisi oleh larutan luar yang masuk dengan bebas melalui dinding yang permeabel. Gejala pengerutan ini dikenal dengan istilah plasmolisis, dan sebuah sel yang protoplasmanya memperlihatkan suatu derajad pengerutan dinding sel disebut sedang berplasmolisis. Hendaknya disadari bahwa ada tingkatan-tingkatan plasmolisis. Dari plasmolisis insepien yang pengerutannya hanya dapat di deteksi dari satu atu beberapa buah titik sekitar sel, sampai plasmolisis sempurna yang protoplasmanya telah seluruhnya telah terlepas dari dinding sel. Penyebab langsug plasmolisis ialah adanya larutan luar yang lebih pekat dari cairan vakuola (Estiti, 1994 : 53).

Jika sebuah sel yang telah berplasmolisis dipindahkan kedalam air murni gradiasi akan berbalik dan air akan berdifusi ke dalam sel. Protoplasmanya biasannya akan memperoleh kembali bentuk asalnya. Jadi tampaknya plasmolisis sementara itu tidak akan merusak. Air dan tentunya larutan manapun yang kurang pekat dibandingkan cairan vakuola adalah hiortonik terhadap cairan vakuola. Akan tetapi terbukti bahwa dengan mencelupkan sel yang sam de dalam serangkaian larutan yang sesuai, yang konsentrasinya naik sedikit demi sedikit, akn memperoleh suatu konsentrasi yang tidak menyebabkan plasmolisis. Konsentrasi ini hanya sedikit lebih rendah dari pada konsentrasi berikutnya. Pada urutan naik yang menyebabkan plasmolisis. Larutan yang disebut lebih dahulu disebut isotonik dengan cairan vakuola, sebab potensial secara teoritis dengan potensial osmosis cairan vakuola (Kimball, 2008 : 80).

  1. Alat dan Bahan
    1. Alat
      1. Silet
      2. Cawan petri
      3. Stopwach (Hp)
      4. Pipet tetes
      5. Mikroskop binokuler cahaya
      6. Kaca benda
      7. Kaca penutup
  2. Bahan
    1. a.      Daun Rheo Discolor
    2. b.      Larutan sukrosa 20% dan 50%
    3. c.       Aquades (air)
  1. Cara Kerja
    1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan,
    2. Mengisi dua cairan petri dengan larutan sukrosa 20% dan 50%,
    3. Mengiris tipis bagian bawah daun Rheo Discolor dengan sayatan melintang,
    4. Memasukkan sayatan ke dalam masing-masing cawan petri yang berisi larutan sukrosa,
    5. Dan membiarkan sayatan melintang Rheo Discolor dalam larutan sukrosa selama 15 menit,
    6. Selama menunggu sayatan melintang yang direndam dalam larutan sukrosa, langkah kerja selanjutnya ialah mengiris tipis daun Rheo Discolor dengan sayatan melintang,
    7. Meletakkan sayatan melintang Rheo Discolor diatas gelas benda atau kaca benda kemudian menetesnya dengan air,
    8. Menutupnya dengan kaca penutup,
    9. Mengamati sediaan dengan perbesaran kuat,
    10. Menggambar hasil pengamatan,
    11. Setlah 15 menit direndam dalam sukrosa 20% dan 50%, sayatan melintang daun Rheo Discolor diangkat dan menaruhnya pada masing-masing kaca benda,
    12. Menutpnya dengan kaca penutup,
    13. Mengamati kedua sediaan, dengan menggunakan dua mikroskop,dan
    14. Menulis hasil pengamatan.
  1. Hasil Pengamatan
  1. Data kelompok
Jumlah sel terplasmolisis %
air Sukrosa 20% Sukrosa 50%
0 36,7 75

 

Pada larutan sukrosa 20%

Diketahui : jumlah sel total pada sukrosa 20%     = 30 sel

Jumlah sel yang terplasmolisis             = 11 sel

Jumlah sel yang tidak terplasmolisis   = 19 sel

Ditanya    : presentasi yang terplasmolisis dan yang tidak terplasmolisis..?

Jawab       :- % sel yang terplasmolisis                  = 11/30×100%

= 36,7 %

-% sel yang tidak terplasmolisis          = 19/30×100%

= 63,3 %

Pada larutan sukrosa 50%

Diketahui : jumlah sel total pada sukrosa 50 %    = 60 sel

Jumlah sel terplasmolisis                     = 45 sel

Jumlah sel tidak terplasmolisis            = 15 sel

Ditanya    : presentase.?

Jawab      : % sel yang terplasmolisis                     = 45/60×100%

= 75 %

% sel yang tidak terplasmolisis           = 15/60×100%

= 25 %

  1. Data kelas
Jumlah sel yang terplasmolisis (100%)
kelompok air Sukrosa 20 % Sukrosa 50%
1 0 30 90
2 0 57 77
3 0 30 90
4 0 36,7 75
5 0 50 100
  1. Pembahasan

Plasmolisis merupakan pristiwa terlepasnya membran sel dari dinding sel sebagai akibat dari eksosmosis yaitu suatu keadaan apabila konsentrasi larutan diluar sel lebih tinggi dari pada didalam sel dan air dalam sel akan keluar. Sebagai akibat dari konsentrasi larutan diluar sel lebih tinggi dari pada di salam sel, maka vakuola tengah akan mengerut dan protoplasma serta membran sel yang menempel juga akan mengerut bersama vakuola.

Pada percobaan yang dilakukan terhadap sayatan permukaan epidermis bawah daun Rheo Discolor yang masih mengandung antosianin (sel yang berwarna merah). Sayatan Rheo Discolor direndam selama 15 menit didalam larutan sukrosa 20% dan 50% yang bertujuan untuk supaya sel mengalami plasmolisis. Karena plasmolisis terjadi karena ada larutan luar yang lebih pekat dari vakuola, dan larutan sukrosa 20% dan 50% itu merupakan larutan yang sangat pekat. Setelah diamati pada mikroskop pada masing-masing konsentrasi dan jenis larutan yang berbeda terlihat adanya perbedaan. Pada larutan sukrosa 20% terlihat kurang lebih 75% selnya berwarna ungu dan sebagiannya lagi berwarna putih. Begitu juga dengan larutan sukrosa 50% yang selnya kebanyakan berwarna putih dan berwarna ungu kurang lebih 25%. Warna putih yang dapat terlihat pada pengamatan tersebut merupaka sel yang telah terplasmolisis. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi konsentrasi konsentrasi sukrosanya semakin besar atu semakin banyak proses plasmolisisnya dan bisa ditulis secara sistematis sebagai berikut: 0% sukrosa lebih kecil dari 20% sukrosa lebih kecil dari 50% sukrosa.apabila sel yang mengalami plasmolisis dipindahkan ke air murni maka protoplasmanya akan memperoleh kembali bentuk asalnya. Jadi plasmolisis sementara itu tidak akan merusak. Hendaknya di sadari bahwa adatingkatan-tingkatan plasmolisis insipien yang pengeretannya hanya dapat dideteksi dari satu atau beberapa buah titik sekitar sel, sampai plasmolisis sempurna yang protoplasmanya seluruhnya telah terlepas dari dinding sel.

  1. Kesimpulan dan saran
    1. Kesinpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan serta tujuan percobaan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Plasmolisis adalah pristiwa terlepasnya membran sel dari dinding sel sebagai akibat dari eksosmosis.
  2. Plasmolisis terjadi karena perbedaan kosentrasi diluar dan didalam sel, dimana konsentrasi diluar lebih tinggi sehingga terjadi elsosmosis.
  3. Semakin tinggi konsentrasi sukrosanya semakin besar atau semakin banyak proses plasmolisisnya.
  4. Sel yang telah berplasmolisis akan kembali kebentuk semula apabila dipindahkan ke air murni.

DAFTAR PUSTAKA

Estiti. 1994. Biologi Pertanian. Jakarta: Erlangga.

Kimball. 2000. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga.

Nasir. 1994. Penuntun Praktikum Biologi Umum.Yogyakarta: Depdikbud.